GEDUNG Serbaguna Istana Kana Cikampek di Jalan Villa Indah Pesona No 11, Dawuan Tengah, Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bergemuruh oleh aplaus hadirin ketika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpidato berapi-api.
“Jangan-jangan karena elite kita yang goblok atau menurut saya campuran. Sudah serakah, mental maling, hatinya beku, tidak setia pada rakyat. Mereka hanya ingin kaya,” tandasnya saat Prabowo menyebutkan ketimpangan ekonomi dan kepemilikan lahan di Indonesia.
Mantan Danjen Kopassus itu menyampaikan hal tersebut di hadapan kadernya dalam acara Prabowo Menyapa Warga Karawang dan Purwakarta. Pidato Prabowo itu ialah salah satu pernyataan keras yang memantik kecaman publik.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin meminta Presiden Joko Widodo tetap fokus bekerja meski mendapatkan kampanye negatif dari lawan politiknya. Ia menyarankan agar Jokowi tetap berpegang teguh dan berjalan pada garis besar perjuangan. “Tetap terus bekerja, membangun, dan optimistis, dan tidak terprovokasi oleh isu macam-macam,” ujarnya seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.
Terkait dengan pernyataan Prabowo bahwa para elite di Indonesia terlalu banyak berbohong, ia meminta mantan Pangkostrad itu menjelaskan tudingannya. “Tunjuk nama, tunjuk hidung. Jangan melempar tidak jelas,” pintanya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Prabowo menggunakan pola yang sama seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Pilpres 2016 untuk menarik dukungan publik.
“Beliau punya sebuah strategi membangun ketakutan, pesimisme mengenai situasi dan kondisi Indonesia pada hari ini maupun di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa mereka-mereka yang takut dan pesimistis mengenai kondisi sekarang dan akan datang bakal lari ke dia, mendukung dia, dan tidak mendukung yang sekarang ini (Jokowi),” katanya saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Baca juga: Ibu Negara ke Sikka, Nong Susar: Kita tunggu saja
Menurut Qodari, strategi yang memenangkan Donald Trump pada pilpres AS 2016 itu menjadi inspirasi bagi Prabowo untuk menerapkannya jelang Pilpres 2019. “Ini memang pilihan-pilihan nilai sebagai seorang pemimpin, tapi mungkin beberapa orang lebih mementingkan kemenangan di atas yang lain-lain,” tukasnya.
Bantah gaduh
Lain halnya pendapat Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria. Dia menolak anggapan bahwa Prabowo membuat gaduh. “Ini adalah koreksi bagi kita semua,” ucap Riza, kemarin.
Begitu pula soal pernyataan Prabowo bahwa banyak elite ma-ling. “Buktinya, elite kita baik di daerah maupun di pusat banyak yang ditangkap KPK,” ujarnya.
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menyatakan keputusan partai sudah bulat untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden. “Rasanya tidak ada kemungkinan ini (mengusung calon lain),” ujar Fadli di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Ia menyatakan belum keluarnya pengakuan dari Prabowo terkait dengan pencalonannya merupakan masalah teknis.
Berdasarkan survei Polcomm Institute pada 18-21 Maret 2018, elektabilitas Prabowo sebesar 29,67% dan masih tertinggal jauh dari Jokowi yang mencapai 49,08%.(Pol/Ric/X-4).
Artikel ini telah tayang di Mediaidonesia.com dengan judul “Prabowo Tiru Donald Trump”.