Proyek Perpipaan Wainoret Hambat Proyek Air Ile Boleng

by -111 Views
Suara Flores

LARANTUKA, SUARAFLORES.NET — Proyek perpipaan Wainoret Adonara Tengah yang dibiayi APBD Flotim 2018 senilai kurang lebih 1,2 miliar rupiah, dinilai berdampak buruk pada pengerjaan proyek air Ile Boleng tahun 2018, senilai kurang lebih 10 miliar rupiah. Proyek tersebut dikerjakan keluarga orang nomor satu Flotim oleh  PT. GNA. Akibat kisruh proyek Wainoret ini, warga Adonara Tengah, menolak memberikan sumber mata air Waitahik ke wilayah Ile Boleng.

Demikian pernyataan Ketua Badan Pemeliharaan Air, Frans Tupen saat dikonfirmasi SuaraFlores.Net belum lama ini. Dikatakan Frans Tupeng, pihaknya menolak memberikan sumber mata air Waitahik, karena kehadiran proyek perpipaan Wainoret merusak jaringan air yang dibiayai dana hibah Belanda tahun 2012 senilai 400 juta rupiah. Menurutnya, kehadiran proyek pemerintah belum memberikan manfaat kepada masyarakat, bahkan merusak jaringan perpipaan mata air Waitahik yang selama ini telah dinikmati masyarakat.

“Bagaimana mungkin permintaan air ke Ile Boleng itu disetujui warga, sementara pemerintah dan kontraktor pelaksana proyek perpipaan Wainoret membongkar jaringan perpipaan mata air Waitahik. Kami sedang krisis air, kehadiran proyek Wainoret malah menjadi penghambat kebutuhan warga akan air bersih,” tegasnya.

Baca juga: Pilpres 2019, Dua Politisi Nasional NTT Disebut Berpeluang Jadi Menteri

Baca juga: Maju ke Senayan, Petrus Selestinus Minta Dukungan Rakyat Flores

Kontraktor PT. GNA, Piet Dosinaen mengatakan, langkah penolakan penggunaan sumber mata air Waitahik sangat menghambat pekerjaannya. Oleh karena itu, pihaknya baru bisa mengerjakan satu bak reservoir berkapasitas 200 kubik di Desa Dokeng. Saat ini, pihaknya melakukan pengadaan pipa dan asesories, seperti pipa G I 8 dim, 6 dim, 4 dim dan 1,5 dim. Total Pipa yang harus dibelanjakan mencapai sekitar 2.300 batang, sesuai jarak dari mata air, yakni 14 km.

“Pekerjaan ini baru tahap satu, yakni dari mata air ke bak reservoir,” tambahnya.

Sedangkan, terkait sumber mata air Waitahik yang ditolak, Piet Dosinaen mengatakan, saat ini Pemerintah Flotim sedang berusaha untuk ambil mata air di wilayah Lamaluo, Desa Horowura, Adonara Tengah.

“Mudah-mudahan tidak ada kendala, sehingga semuanya bisa lancar. Saya optimis proyek Air Ile Boleng pasti berhasil,” ujarnya. Meski demikian, ia mengakui jika problem sumber mata air Waitahik berimbas sangat serius. Selain terhambat dan dikenai denda, pihaknya telah merugi.

“Kami rugi dong kalau kondisi di lapangan seperti ini. Mohon kerjasama yang semua pihak agar proyek ini dapat berjalan baik dan dapat dimanfaatkan masyarakat,” tandasnya.

Baca juga: Bupati Sikka dan Uskup Maumere Pemimpin Warna Baru

Baca juga: Penumpang dan Petugas Wings Air Nyaris Adu Jotos di Bandara Eltari

Tokoh masyarakat Ile Boleng, Linus Ratu Makin mempertanyakan sikap Bupati Flotim Anton Hadjon terhadap kejelasan proyek Air Ile Boleng 2018, jika benar proyek tersebut sudah dikerjakan oleh kontraktor. Pasalnya, sebut Linus Ratu Makin, jika tidak melalui perencanaan yang baik, maka proyek ini hanya akan menghamburkan uang rakyat tapi tidak ada manfaatnya nanti. “Masah, sumber airnya belum tuntas, pipa dan bak reservoarnya sudah dikerjakan. Saya agak pesimis dengan cara kerja proyek seperti ini. Air Ile Boleng akan sulit terpecahkan. Bupati Anton Hadjon hanya bisa janji kalau tidak segera bersikap selesaikan sumber mata airnya,”tegasnya. Ia malah meminta lebih baik dihentikan proyek itu dan uang rakyat tersebut jauh lebih baik dialihkan langsung ke desa-desa di Ile Boleng untuk peningkatan jaringan sumur bor yang sudah ada, yang dibiayai dana desa.

Tokoh masyarakat Ile Boleng, Linus Ratu Makin mempertanyakan sikap Bupati Flotim Anton Hadjon terhadap kejelasan proyek Air Ile Boleng 2018, jika benar proyek tersebut sudah dikerjakan oleh kontraktor. Pasalnya, sebut Linus Ratu Makin, jika tidak melalui perencanaan yang baik, maka proyek ini hanya akan menghamburkan uang rakyat, dan tidak ada manfaatnya nanti.

“Masa, pekerjaan di lokasi sumber airnya belum tuntas, pipa dan bak reservoarnya sudah dikerjakan. Saya agak pesimis dengan cara kerja proyek seperti ini. Masalah air Ile Boleng akan sulit terpecahkan. Bupati Anton Hadjon jangan hanya bisa janji. Kami minta agar segera ambil sikap dan selesaikan masalah,” tegasnya.

Linus Ratu Makin meminta agar proyek tersebut dihentikan dan uang rakyat dialihkan langsung ke desa-desa di Ile Boleng untuk peningkatan jaringan sumur bor yang sudah ada, yang dibiayai dana desa. (roberth).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *