LARANTUKA, SUARAFLORES.NET–Lembaga publik di Flotim termasuk Puskesmas dituntut agar buka diri dalam pengelolaan keuangan. Hal ini mesti dilakukan agar dapat meningkatan pelayanan kesehatan yang prima dengan dukungan petugas yang berkualitas.
Bahwa tenaga kesehatan serta fasilitas kesehatan hingga manajemen administrasi keuangan yang baik, menjadi tuntutan program akreditasi yang tengah dilakukan secara nasional. Tuntutan ini dijalankan dengan baik di Puskesmas Ile Boleng Flotim masa kepemimpinan Bonevasius Masan.
Bayangkan saja, beli rokok surya satu bungkus saja dilaporkan, entah itu dari sumber dana apapun. Fakta ini dilakukan pimpinan pusekesmas supaya bisa diketahui oleh semua staf, termasuk stacholders yang diundang pada setiap kali mini lokakarya atau ada pertemuan bersama.
Baca juga: Kotornya Lingkungan Kantor di Flotim
Demikian penjelasan Kepala Puskesmas Ile Boleng, Bone Masan saat disambangi SuaraFlores.Net di ruang kerjanya, belum lama ini.
Bukan hanya ini, tapi pembagian uang jasa medis, baik dari Dana Alokasi Khusus, Jaminan Kesehatan Nasional, Jaminan Persalinan dan lainnya juga sangat transparan.
“Tidak ada beda. Semuanya sama besarnya antara kepala puskesmas, bendahara, bidan koordinator, perawat, apoteker, kesehatan lingkungan, analis dan keliling servis. Kalau disepakati Rp. 1 juta maka semuanya dapat sama. Dan, tidak dibagi habis karena ada yang disimpan untuk kebutuhan Puskesmas,”terang Bone Masan.
Baca juga: Krisis Dokter di Sikka, 8 Ibu Bersalin di Kirim ke Flotim
Pembagiannya pun, sambungnya, dilakukan serentak dan terbuka dihadapan staf. Dihitung bersama-sama berapa besarnya jasa yang harus dibagikan.
“Kami lakukan penghematan untuk biayai kebutuhan Puskesmas yang sesungguhnya jauh lebih penting,” tohoknya. (war/sfn03).