WAIKABUBAK, SUARAFLORES.NET,- Radio Cahaya Sumba dengan frekuensi 87,8 FM menyiarkan acara talk show Kampanye Stop Pneumonia. Siaran ini berlangsung selama 2 jam sejak pkl 17.00 wita pada Senin (21/10) lalu.
Acara talk show dipandu penyiar radio Pdt. Petrus Bora Lalo, dan dihadiri oleh 4 orang narasumber yakni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat, dr. Bonar B. Sinaga, M.Kes, m Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Jefry Dapamerang, SP,MM, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Eifraimdio P, dan narasumber dari Save The Children Indonesia, dr. Hanna Wadoe Koedji.
Dalam acara talk show ini, para narasumber umumnya sepakat untuk mencegah bahaya Penyakit Pneumonia dengan tindakan kongkrit yakni menjauhkan asap rokok, asap dapur dan polusi serta bakteri dari ibu hamil dan anak balita. Alasannya adalah ketika seorang ibu hamil menghirup asap rokok atau asap dapur akan berakibat pada kesehatan paru-paru dan janin di dalam kandungannya. Jika paru-paru terinfeksi maka bisa menyebabkan gangguan pernafasan akut dan bisa menyebabkan kematian.
Narasumber dari perwakilan Ikatan Dokter Indonesia, dr. Eifraimdio P, mengemukakan, Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Penyakit Pneumonia bisa juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar pada orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini di dunia, penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang merenggut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun. Untuk itu, saran Dokter Efraim, kita harus mengenali tanda-tanda dan bahaya Pneumonia. Ketika seseorang anak batuk berkepanjangan, saat bernafas terlihat tarikan didinding dadan ke dalam bisa menjadi tanda awal seseorang terkena pneumonia. Untuk lebih pastinya, harus segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas guna mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Hal sama juga dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat, dr. Bonar B. Sinaga, M.Kes. Dikatakannya, tanda atau gejala pneumonia di antaranya adalah nyeri dada, kebingungan atau perubahan dalam kesadaran mental (orang dewasa usia 65 dan lebih tua). Batuk yang mengeluarkan dahak, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil, lebih rendah dari suhu tubuh normal (orang dewasa yang lebih tua dari usia 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah). Mual, muntah atau diare, sesak napas.
Salah satu solusi untuk mengatasi pneumonia, pemerintah daerah mengaktifkan layanan Poli MTBS atau manajemen terpadu balita sakit di setiap puskesmas. Setiap pasien balita yang berobat di puskesmas akan diarahkan ke poli MTBS guna mengetahui seorang balita terpapar pneumonia ataukah tidak/ biasanya, dalam pelaksanaan MTBS itu ada standar operasional prosedurnya. Selain itu, pemerintah daerah juga melaksanakan Pelatihan MTBS bagi perawat dan bidan, sosialisasi dan supervise serta mengaktifkan peran kader di masyarakat.
Narasumber lainnya yakni Kepala Dinas PMD, Jefry Dapamerang, SP,MM, menyatakan komitmen pihaknya untuk mewajibkan setiap desa untuk mengalokasikan anggaran dana desa bagi sosialisasi atau kampanye pneumonia. “Sekarang ini bukan masalah anggaran lagi. Anggaran ada tinggal bagaimana memanfaatkannya, “ujar Kepala Dinas PMD. (bkr/SFN)