Rambu Piras, Gadis Sumba Pengalung Bunga Soeharto

by -54 Views

SUARAFLORES.NET,–Pada tanggal 25 November 1967, Penjabat (Pj) Presiden Jenderal Soeharto berkunjung ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Soeharto didampingi sang istri, Tien Soeharto, dan para pejabat negara lainnya. Ia disambut para pejabat tinggi Provinsi NTT dengan hangat.

Salah satu orang yang berperan penting dalam menyambut kunjungan Soeharto ke Kupang adalah Rambu Piras. Rambu Piras adalah seorang gadis cantik dan anggun yang berasal dari Tanah Sumba. Gadis ramping, berkulit sawo matang itu mendapat kepercayaan yang sangat besar, yaitu menjadi gadis yang bertugas mengalungi bunga kepada Soeharto, yang kemudian diangkat menjadi Presiden RI kedua, tepatnya pada 27 Maret 1968.

Saat ditemui Suaraflores.Net beberapa waktu lalu di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, perempuan yang menginjak usia senja ini, mengisahkan kenangan indah kala mengalungi bunga di leher Soeharto.

Dikisahkannya, kala itu ia mengenakan pakaian adat Sumba dan berdandan cantik ala perempuan Sumba. Ia dan para pejabat berdiri paling depan untuk menyambut Soeharto. Ketika Soeharto turun dari anak tangga pesawat bersama Ibu Tien dan rombongan, setelah diterima gubernur, ia langsung maju mengalungi bunga dileher Soeharto.

“Saya agak gugup dan malu karena berhadapan langsung dengan seorang pejabat tinggi negara. Namun, saya beranikan diri dan saya melakukannya dengan baik. Saya rasa bangga juga waktu itu bisa melihat langsung Soeharto dan Ibu Tien yang tampak masih muda,”kisahnya mengenang peristiwa silam di Bandara El Tari Kupang.

Baca juga: Umbu Dingu, ‘Anak Marapu’ dalam lintasan Sejarah Gereja Kristen Sumba

Baca juga: Lapoe Moekoe, Sang Perantau Yang Pulang Jadi Dokter dan Bupati Sumba Timur

Baca juga: Bung Karno di Sumba, Kesaksian Gadis Anggota Koor Lagu Indonesia Raya

Waktu itu, dia melihat ada seorang wartawan RRI yang memegang kamera dan mengabadikan kenangan bersejarah itu. Ia kemudian, mendapatkan foto-foto dari sang wartawan RRI itu beberapa lembar. Foto-foto itu masih ia simpan hingga kini di rumahnya.

“Saat saya kalungkan bunga pada Soeharto, saya lihat ada seorang wartawan RRI. Dia mengenakan kaca mata dan membawa kamera mengabadikan momen bersejarah tersebut. Saya kemudian meminta foto-foto tersebut, dan saya bawa ke Sumba. Foto-foto hitam putih itu masih saya simpan,” terang Rambu Piras sembari menunjukan bingkai foto pada dinding rumahnya.

Ditulis media ini sebelumnya, Rambu Piras juga adalah seorang penari dan anggota koor (paduan suara), kala Presiden Ir. Soekarno menginjakan kaki di Sumba Timur sekitar tahun 1950. Ia dan ibunya tinggal dengan keluarga Belanda di Sumba Barat yang membawa misi Zending ke Sumba. (bungkornell)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *