Ratusan Guru SD di Sumba Barat dan Sumba Tengah Dapat Pelatihan P3K dari Save The Children

by -102 Views

WAIKABUBAK- Save The Children (STC) International selama sepekan melatih ratusan guru sekolah dasar Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Tengah terkait pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Pelatihan ini bertujuan agar para guru bisa memberikan bantuan atau pertolongan pertama bila ada anak di sekolah yang mengalami sakit atau kecelakaan.

Pertolongan Pertama Penting untuk diketahui oleh setiap guru sekolah dasar. Hal ini dikarenakan, banyak kecelakaan yang tidak diinginkan dapat terjadi di lingkungan sekolah. Kejadian ini dapat menyebakan luka-luka, patah tulang hingga tidak sadarkan diri. Oleh karena itu, penanganan cepat sebelum ditangani tenaga kesehatan perlu dilakukan segera oleh guru di sekolah.

Save The Children melalui Program School Health and Nutrition (SHN) atau Kesehatan dan Nutrisi Sekolah, melihat bahwa sekolah dasar, baik itu di Sumba Barat dan Sumba Tengah, perlu mendapat training First Aid atau Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). Ilma Ilmiawati, Program Koordinator SHN, menjelaskan, Pelatihan P3K ini penting untuk dilakukan karena lokasi sekolah yang jauh dari Fasilitas Kesehatan seperti Rumah Sakit, serta masih minimnya pengetahuan dan keterampilan guru-guru sekolah dasar dalam memberikan pertolongan pertama pada anak sekolah.   

Pelatihan P3K ini dilakukan di 20 Sekolah Dasar di Sumba Barat dan Sumba Tengah secara bertahap. 10 Sekolah Dasar yang menjadi target Pelatihan di Sumba Barat yaitu SDN Bondo Ede, SD Inpres Kanna, SDM Matanyira. Ketiga SD ini telah melakukan pelatihan di Bulan Mei, sedangkan SDN Puu Weri, SDM Hupu Mada, SDM Lahihagalang, SDN Pagu Katoda, SDM Barabedang, SDN Puuweri Kalla, dan SDN Kadoke Ndouri, direncanakan untuk dilatih pada bulan Juli dan Agustus 2019.  Sedangkan di Sumba Tengah, 6 SD yang telah mendapat pelatihan P3K di Bulan Mei adalah SDN Tama Desa, SDN Waisumar, SDK Wailawa, SDN Waihibur, SDI Lailori dan SDM Lawonda. Untuk 4 SD yang akan dilatih di bulan Juli adalah SDN Waiwakus, SDN Wango Dawu, SDN Anakalang dan SDM Tama Au.

Menurut Ilma, pelatihan ini dilakukan bertahap karena, mempertimbangkan waktu ujian dan liburan sekolah. Ilma juga menambahkan, Pelatih P3K sendiri adalah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas. Para tenaga Kesehatan ini telah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih (TOT) terkait P3K dan kemudian menjadi trainer kabupaten untuk melatih para guru di SD setempat.

Ima, Seorang Trainer P3K yang sudah mengabdi selama 6 tahun di Puskesmas Lawonda, Sumba Tengah menuturkan, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para guru, karena guru dapat membantu memberikan bantuan sementara, sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedis. Kegiatan ini juga mempererat hubungan antara Tenaga Kesehatan dan Guru. Untuk mendukung penanganan lanjutan, para guru dan tenaga kesehatan dapat berkomunikasi secara lebih cepat melalui telepoj untuk melakukan pertolongan dan penanganan yang sakit atau kecelakaan.

Kepala SDN Tama Desa, Pesi Ranja Nata, mengemukakan, pertolongan pertama ini sudah dilakukan dengan cara sederhana. Misalnya jika ada anak yang terluka akibat jatuh, guru-guru dapat memberikan plester untuk menutup luka, kadang menggunakan Daun Tekebalauntuk menghentikan pendarahan. Namun, setelah menerima pelatihan ini, dirinya baru menyadari bahwa cara yang dilakukan belum sempurna dan sekarang ia baru mengerti bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan.

Pelatihan ini juga mengajarkan bahwa keselamatan diri merupakan prioritas. Sebelum menolong orang lain, pastikan bahwa diri sendiri sudah terlindungi, dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Selanjutnya prinsip lain yang diajarkan dalam pelatihan ini adalah ketika menolong tidak boleh panik, amati, dan mengumpulkan keterangan kejadian, memperhatikan jalan pernapasan korban dan berikan pertolongan jika perlu.

Jika ada korban yang tidak sadarkan diri, maka Prinsip DRCAB atau Danger, Respond, Compress, Airway, Breathing itu haru di ingat. Hentikan pendarahan, tenangkan korban, memperhatikan lingkungan sekitar ketika memberikan bantuan dan tidak terburu-buru memindahkan korban. Jika semua hal ini dipahami dengan baik dan tepat, para guru tidak hanya mendidik, tetapi dapat menyelamatkan nyawa.

Guru adalah sesorang yang mengabdikan hidupnya untuk mengajarkan ilmu kepada anak didiknya. Misalnya, membimbing, memberikan evaluasi dan penilaian serta melatih hingga murid-murid menjadi pandai.  Walaupun mengajarkan Pendidikan formal adalah tugas guru, pendidikan informal lainnya juga harus dikuasai oleh seorang guru sekolah dasar. Salah satunya melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.   (sfn-01)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *