ENDE, SUARA FLORES. NET – Tenun Ikat Lio Kabupaten Ende yang unik dan mendunia mendorong Annalisa Lombardo, warga negara Italia datang ke Kota Ende,Flores. Annalisa Lombardo meninggalkan kampung halamannya hanya semata-mata belajar proses pembuatan tenun ikat bersama perempuan-perempuan kelompok tenun ikat Kapokale di Kecamatan Ndona.
Anna Lombardo kepada SuaraFlores.Net mengakui keunikan tenun ikat di Flores. Ia melihatnya dari internet dan youtube. Ia pun kemudian tergerak mencari teman agar bisa datang dan belajar tentang proses pembuatan tenun ikat Flores.
Rupanya, Anna sangat serius. Ia mencari teman di facebook dan akhirnya mendapatkan dua orang teman., yakni Apien asal Adonara Flores Timur dan Anebello asal Perancis.
Baca juga: Ke Sea World Club, Mufidah Jusuf Kalla: Bapa pasti senang sekali ke tempat ini
Apien, kata Anna, merekomendasikan kelompok tenun ikat Kapokale di Desa Manulondo, Kecamatan Ndona Kabupaten Ende, Flores. Ia sangat gembira dan memberikan apresiasi atas kebaikan Apien dan Anebello. Mereka bertukar pikiran tentang tenun ikat di Flores melalui media sosial. Ia percaya dan kemudian mengurus passport untuk ke Indonesia, selanjutnya ke Ende.
“Saya penasaran dan ingin mengenal lebih dekat tentang tenun Ikat. Apien memberikan petunjuk untuk mengunjungi Desa Manulondo di kelompok Kapokale. Dengan rasa senang saya urus pasport dan langsung ke Indonesia. Saya datang ke Flores khususnya Desa Manulondo Kecamatan Ndona ingin belajar tentang proses pembuatan tenun ikat, termasuk cara mewarnai dengan pewarna alamiah. Saya ingin belajar tentang budaya lokal, cara hidup masyarakat Manulondo,” ujar Anna asal saat ditemui SuaraFlores.Net, Rabu (24/04/2018) di kediaman guru tenun ikat Theresia Ngeni.
Menjadi sebuah kebanggan kelompok tenun ikat Kapokale ketika ada warga Italia yang ingin belajar tenun ikat dan budaya orang Ende. Anna dijemput dengan tarian oleh masyarakat dipimpim kepala desa setempat bersama kaum perempuan kelompok tenun ikat Kapokale.
Baca juga: Kasus Bakso di Maumere, Hasil Lab Ada Kandungan E-Coli
“Saya tiba di Desa Manulondo dua minggu yang lalu, tepatnya Rabu (11/04). Saya disambut oleh kepala D'[‘[[esa Manulondo dan ibu ibu kelompok Kapokale yang dikoordinir Ketua Kelompok Theresia sebagai guru tenun ikat selama satu bulan di Manulondo,” ujarnya.
Selain itu, Anna juga megaku kagum dan terpesona dengan suasana keidahan alam Ende. Dia sangat gembira dengan keheningan dan kedamaian alam.
“Sudah dua minggu saya di Manulondo. Saya merasa senang. Saya suka keheningan dan kedamaian serta alamnya sangat bagus dan indah. Akhir bulan Mei saya akan kembali ke Italia. Saya berharap, saya terus berlatih dan menyesuaikan teknik dengan bahan yang kami miliki di Italia. Saya akan terus membantu mempromosikan tenun ikat Flores agar banyak teman-teman lain datang untuk berbelanja ataupun belajar,” pungkasnya. (Frumen/sft).