Rugi Besar Jika Jembatan Palmerah Berturbin Listrik di NTT Dihentikan

by -59 Views

JAKARTA, SUARAFLORES.NET—Perjuangan pembangunan Jembatan Palou-Tanah Merah di Kabupaten Flores Timur (NTT) saat ini terhenti seiring pergantian kekuasaan gubernur. Warga NTT terus berharap, kepemimpinan baru di NTT terus melanjutkan proyek yang telah digagas Gubernur Frans Lebu Raya yang telah didukung Presiden Republik Indonesia, Panglima Tertinggi Yang Mulia, Ir. H. Joko Widodo ini.

“Kami berharap proyek pembangunan jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Gonzalu harus dilanjutkan pemimpin baru, Gubernur Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Joseph Nae Soi ke depan. Jika tidak dilanjutkan, maka rakyat dan pemerintah NTT mengalami kerugian besar karena telah mengeluarkan puluhan miliar untuk proses awal pembangunan jembatan berturbin listrik tersebut,” kata Sekjend Forum Abdi Bangsa, Stefanus Sogen, salah satu organ relawan Jokowi di Jakarta, dalam diskusi bertajuk “Infrastruktur Jokowi,” belum lama ini di Markas Rumah Juang Jokowi-Poros Benhil, Jakarta Pusat.

Mengapa rugi besar? Pertama, lanjut Stefanus, proyek tersebut telah memakan banyak biaya yang dikeluarkan baik dari APBD NTT Rp2 Miliar dan APBN sebesar Rp10 miliar. Kedua, proyek tersebut sudah diketahui rakyat NTT telah didukung oleh Pemerintah dan DPRD NTT serta Pemerintah Pusat dan DPR-RI melalui penggelontoran dana Rp10 miliar lebih untuk Fisibility Study (FS). Ketiga, jika tidak dilanjutkan, maka publik NTT, dan Flores khususnya akan menilai pemerintah provinsi dan pemerintah pusat juga para wakil rakyat tidak serius membangun infrastruktur di Flores alias telah membohongi rakyat.

Selain meminta Pemerintah Provinsi NTT melanjutkan pembangunan Palmerah, Stefanus juga meminta Presiden Jokowi meneruskan proyek Palmerah pada tahun 2019 mendatang karena mempermudah akses transportasi ekonomi warga dan secara khusus memenuhi kebutuhan listrik warga Flores yang saat ini sangat membutuhkan penerangan listrik. Pasalnya, NTT, Flores khususnya masih mengalami krisis listrik karena kekurangan energi pembangkit listrik.

“Kami pemuda NTT yang berada di Jakarta merasa bangga ketika mendengar kabar pembangunan Jembatan Berturbin Listrik di Selat Gonzalu-Flores Timur. Hanya tiba-tiba kami terkejut kenapa sampai saat ini, proyek yang telah didukung Presiden Jokowi itu kok kini tidak ada perkembangannya lagi. Padahal, katanya mau digroundbreaking oleh Jokowi. Kira-kira ada apa ini? Jika ada oknum-oknum yang bermain menghambat proyek tersebut, harus segera dibersihkan agar pembangunan bisa diteruskan,” tegas Stefanus.

Baca juga: Teroris “Bergentayangan” di NTT, TPDI Minta TNI dan Polri Segera “Bersihkan”

Baca juga: Natal Bersama di NTT, Prabowo Bertemu 500 Mantan Pejuang NKRI

Lebih lanjut, dia meminta pemimpin NTT, dan para partai-partai politik di NTT harus mendukung pembangunan infrastruktur di NTT, secara khusus Palmerah berturbin listrik karena telah resmi melalui perjuangan politik DPRD NTT yang adalah wakil parpol dan wakil rakyat NTT.

“Siapapun pemimpin NTT, baik gubernur maupun bupati dan pimpinan partai-partai politik harus mendukung penuh pembangunan infrastruktur untuk memajukan daerah. Apa yang telah dikerjakan harus diteruskan, dan apa yang direncanakan bila bertujuan baik untuk rakyat sudah patutnya didukung. Tentunya, salah satu yang sering terjadi yaitu ‘gensi politik.’ Nah, hal ini harus dibuang jauh-jauh, karena menjadi penghambat pembangunan,” kata mantan Relawan Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok ini.

Sementara itu, Koordinator Nasional Relawan Jokowi-Poros Benhil, Aznil Tan, ST, menegaskan mendukung penuh seluruh program infrastruktur Jokowi di seluruh wilayah Indonesia yang telah selesai maupun yang sedang dikerjakan. Pasalnya, menurut pengusaha Kayu Manis Sumatera Barat ini, infrastruktur adalah lokomotif ekonomi rakyat Indonesia. Dengan infrastruktur, arus ekonomi rakyat akan makin lancar menuju kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur Jokowi di kawasan Timur Indonesia, seperti di Papua, NTT, Maluku, Sulawesi, NTB dan lain-lain saat ini sangat luar biasa. Presiden Jokowi menggelontorkan anggaran ratusan triliun untuk membangun infrastruktur di kawasan Timur Indonesia. Hal ini sebagai bentuk perhatian Jokowi karena sejak puluhan tahun Indonesia Timur tidak mendapat perhatian yang serius.

Dia berharap, Presiden Jokowi melalui Kementerian Pekerjaan Umum, Kementarian Perhubungan, Kementarian SDM, dan Menko Maritim, dan lain-lain, mendukung penuh pembangunan jembatan berturbin listrik berteknologi arus laut di NTT. Hal yang unik, menurutnya, pembangunan itu adalah perjuangan dan inisiatif pemerintah daerah dan rakyat NTT, untuk itu harus didukung penuh.

“Presiden Jokowi itu niatnya baik membangun infrastuktur Indonesia agar bangsa kita menjadi bangsa yang modern maju pesat ekonominya. Jadi semua yang dilakukan presiden Jokowi, apalagi itu telah diperjuangkan bersam rakyat harus kita dukung penuh. Yang harus dicegah adalah adanya oknum-oknum yang suka bermain di air keruh untuk mengganggu atau menghambat pembangun infrastruktur. Kami siap membantu dalam perjuangan pembangunan infrastuktur di daerah perbatasan dan kepulauan seperti NTT,” kata mantan aktivisi 98  jebolan Fakultas Teknik Universitas Mercusuar ini.

Diberitakan sebelumnya, warga Flores meminta Gubernur dan Wakil Gubernur NTT untuk melanjutkan pembangunan jembatan Palmerah yang menghubungkan Adonara-Pulau Flores demi peningkatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan listrik warga Flores.

“Kami mendukung Gubernur Viktor Liskodat untuk meneruskan pembangunan Jembatan Palmerah yang menghubungkan Adonara dan Pulau Flores, yang sudah dirintis oleh mantan Gubernur Frans Lebu Raya. Pasalnya, keberadaan jembatan itu berdampak positip bagi pertumbuhan ekonomi di daerah, baik daratan Flores, Adonara, Solor Lembata, Alor hingga, Sikka, Ende dan kawasan Flores Barat,”pinta Dominikus Kopong, salah satu tokoh masyarakat Adonara, Kamis, (20/12/2018). (bkr/sfn)