SUARAFLORES.NET,–Proyek-proyek pertambangan yang telah dilakukan pemerintah dan pengusaha selama kurang lebih 20 tahun terakhir telah menciptakan banyak malapetaka yang merugikan manusia dan kondisi alam NTT. Masalah-masalah itu, antara lain petani tidak bisa lagi bercocok tanam karena rusaknya lahan (tanah), kerusakan hutan dan ekosistem, serta menimbulkan bencana banjir bandang yang telah mengorbankan manusia dan harta benda seperti yang terjadi di Manggarai dan beberapa daerah lainnya.
Menyikapi kondisi buruk yang sudah terjadi akibat dari ijin pertambangan yang dikeluargkan oleh pemerintah daerah (bupati) dan pemerintah provinsi (gubernur) selama ini, yang telah berdampak malapetaka, maka Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Josef A. Nae Soi menegaskan akan menghentikan seluruh pertambangan dan tidak akan mengeluarkan lagi injin tambang di seluruh wilayah NTT.
Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi dalam pertamuan Keluarga Besar NTT Diaspora di TMII Jakarta Timur, beberapa waktu lalu, di depan warga NTT Se-Jabodetabek, Bandung dan Yogyakarta, menegaskan bahwa Pemprov NTT bersikap tegas menghentikan tambang. Pasalnya, kata Nae Soi, Provinsi NTT adalah sebuah propinsi kepulauan yang merupakan pulau kecil yang dilalui atau menjadi jalur gunung berapi. Jika bumi NTT terus digali, maka suatu saat akan tenggelam bila diguncang gempa secara beruntun.
“Selama kami (Viktor-Joss) memimpin, jangan berharap ada pertambangan. Kami akan hentikan pertambangan, dan akan lakukan moratorium tambang untuk mengembalikan kondisi alam NTT yang sudah rusak. Lihat apa yang terjadi di Manggarai, dahulu tidak ada banjir tapi sekarang tiba-tiba ada banjir besar yang mengorbankan manusia dan ternak, rumah dan harta benda mereka,” tegas Nae Soi
“NTT adalah jalur gunung berapi dan rawan gempa bumi. Jika bumi terus menerus digali dan dirusak dengan pertambangan, maka suatu saat jika terjadi bencanaa gempa serentak, pasti sekali goyang NTT bisa tenggelam. Jadi, para pengusaha tambang jangan bermimpi. Viktor-Joss akan hentikan tambang dan kita akan mengembangkan pariwisata yang menjadi potensi andalan kita,” kata Nae Soi.
Lebih jauh, ketika menjawab pertanyaan dari salah satu tokoh NTT dari Yogyakarta yang ingin mengembangkan tambang batu di NTT, Nae Soi mengatakan jika tambang batu itu di atas tanah tanpa merusak dengan melakukan penggalian akan diberikan ijin. Sedangkan, jika melakukan penggalian atau penambangan, maka pihaknya tidak akan memberikan ijin.
Untuk diketahui, Provinsi NTT adalah propinsi kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau kecil di tengah lautan, maupuan pulau-pulau yang besar. Propinsi NTT meski masuk kategori pulau kecil, tapi memiliki potensi yang sangat kaya, salah satunya tambang. Namun, sejak lama pertambangan mengalami penolakan yang begitu besar dari rakyat, tokoh agama, maupun aktivisi lingkungan hidup sebut saja Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) NTT.
Dua daerah yang selama ini menjalankan bisnis pertambangan adalah Kabupaten Manggarai dan di Timor Tengah Selatan (TTS). Ijin permbangan dengan mudah dikeluarkan pemerintah meskipun mendapat penolakan besar dari rakyat di wilayah itu. Selain itu, ada pula beberapa kabupaten lainnya yang pemerintahnya memberikan ijin tambang.
Konsisten Janji Kampanye
Sebelumnya, Viktor-Joss dalam kampanye Pilgub 2018 lalu, menegaskan sikap kerasnya menolak seluruh aktivitas pertambangan di NTT. Josep mengungkapkan di era kepemimpinan Frans Lebu Raya ada 193 jenis perizinan tambang yang dikeluarkan. Seluruh ijin tambang tersebut, oleh Viktor-Joss akan dicabut .
Menurut keduanya, eksplorasi pertambangan sangat merusak ekosistem lingkungan alam. Dengan kondisi Provinsi NTT yang gersang, tidak cocok untuk mengambangkan industrialisasi pertambangan. Langkah strategis yang harus dilakukan adalah membangun dan mengembangkan pariwisata NTT yang langka, unik dan beraneka ragam.
Selain potensi pariwisata yang sangat besar, potensi-potensi daerah yang akan dikembangkan, yaitu potensi perikanan NTT yang luar biasa, dan untuk itu demi mendukung potensi ini akan dibangun pabrik pengalengan ikan di Pulau Flores. Jika pabrik pengalengan (industri) perikanan dibangun, maka akan menyedot penghasilan PAD yang besar, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan ekonomi rakyat (nelayan).
Selain ikan, NTT juga memiliki potensi garam yang luar biasa karena didukung dengan cuaca musim panas terpanjang di Indonesia. Untuk itu, pabrik-pabrik garam tengah dibangun untuk meningkatkan produksi dan ekonomi daerah. (bkr/sfn/01)