SUARAFLORES.NET- Tanggal 2 Mei adalah momentum bersejarah dalam dunia pendidikan di tanah air. Setiap anak bangsa di seluruh negeri merayakan momentum NHHCB HG bersejarah ini dengan pelbagai kegiatan positif untuk memajukan pendidikan bangsa. Di gugus 02 Daleng-Kecamatan Lembor-Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores,.NTT, Hari Pendidikan Nasional, dirayakan dengan kegiatan festival kelas kreatif, upacara bendera dan lomba kreasi anak.
Festival kelas kreatif anak difokuskan di SDI Daleng, dengan kegiatan penataan suasana kelas. Penataan kelas dimulai tanggal 29 April hingga 1 Mei 2019. Kurang lebih 14 ruang belajar siswa dihiasi kreasi-kreasi seni anak yang memuat pesan-pesan pedagogic.
Hipolitus Darmin Kepala SDI Daleng, menjelaskan, kegiatan festival kelas kreatif ini sangat membantu guru untuk kreatif menstimulasi kemampuan kognitif, afektif, motorik dan sosial peserta didik. Selain itu, tuntutan kurikulum 2013 dan Pendidikan Karakter Kontekstual, memacu guru harus menampilkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
“Cara ini cukup membantu kami untuk memaksimalkan kreatifitas guru, dan olah suasana kelas menyenangkan bagi siswa,” ujarnya.
Lomba kelas kreatif ini kemudian dinilai oleh Juri yakni Silvester Mas dari Pengawas Sekolah dan Wahana Visi Indonesia selaku Mitra. Guru dan Siswa yang keluar sebagai juara lomba kelas kreatif adalah Juara 3 diraih kelas 3 B SDI Daleng. Juara 2 diraih Kelas VI B, Juara I Kelas I A SDI Daleng.
Anak-anak yang difasilitasi terlibat dalam kegiatan ini mengaku senang dan berbangga karena dipercayakan terlibat. “Kami sangat senang sekali melakukan kegiatan dekorasi ruang kelas kami. Selama ini kami belajar di buku dan mencatat dari yang disampaikan oleh bapa/ibu guru. Dengan kegiatan ini kami harus cari tahu cara, bahan, alat dan tulisan-tulisan untuk kami pajang di kelas kami. Dengan demikian kami bisa belajar misalnya mengenal pahlawan kita, membuat (goet) atau syair-syair dalam Bahasa Manggarai untuk dipamerkan,” tutur Angeliano B. Jehala Siswa kelas VA SDI Daleng.
Siswa lainya mengakui suasana kelas semacam ini membuat mereka betah dan ingin terus belajar di kelas mereka. “Saya senang dan betah sekali belajar di kelas kami. Ada warna-warni, gambar-gambar karya kami, ada tulisan-tulisan yang membuat kami terus mengingat pelajaran. Kalau tidak buat begini, kami bosan dan maunya bermain saja, kata Kristina Anggriani siswi Kelas V C SDI Daleng dengan polos.
Upacara Bendera, Kelas Parenting dan Lomba Kreasi Siswa
Semenjak pukul 7.30 Wita, Perayaan Hari Pendidikan Nasional di gugus 02 Daleng-Kecamatan Lembor ini diawali dengan upacara bendera. Peserta upacara adalah guru, orang tua dan anak-anak dari SDI Daleng, SDN Rogga, SDI Pela, SDI Ndeweng. Dalam sambutannya Silvester Mas S.Pd (Pengawas SD Gugus 02 Daleng) selaku pembina Upacara menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dibawah tema “Menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan”. Point penting yang disampaikan adalah keluarga sekolah dan masyarakat berkolaborasi untuk mendidik seorang anak agar melek tapi bijak menggunakan teknologi dan tidak kehilangan karakteristik budayanya sendiri.
“Indah sekali ketika 20 atau 30 tahun kelak, anak-anak yang lahir dari sekolah ini tampil cerdas, tidak gagap teknologi tapi tidak hilang budaya suju mori, nai ngalis, gejur gempur, ruku weki dan todo kongkol. Kita akan sangat bangga melihat itu,” tegas Pengawas Sekolah senior ini.
Setelah upacara bendera, kegiatan dilanjutkan dengan refleksi dan kelas parenting bagi guru dan orang tua serta lomba kreasi anak. Dalam penyajian materi parenting bertajuk “Memaknai Pendidikan di Hari Pendidikan Nasional”, Grasianus Agimus Geor perwakilan Wahana Visi Indoensia-AP Manggarai Barat menegaskan 3 basis utama pengembangan pendidikan karakter yang perlu sinergi dalam pengembangannya. Ketiga basis itu adalah pendidikan karakter berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat.
Pendidikan karakter berbasis kelas, lanjut Agimus, sederhananya dilakukan dengan olah hati guru dan olah suasana kelas untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, komunikatif dan dan kreatif bagi siswa. Sementara pendididkan karakter berbasis budaya sekolah diimplementasikan sekolah dengan pembiasaan-pembiasaan positif misalnya sekolah tanpa rokok, sekolah bersih dan indah, sekolah tanpa kekerasan sekolah. Sedangkan berbasis masyarakat adalah keterlibatan orang tua dan masyarakat untuk mendukung karakter positif yang dilakukan di sekolah. Misalnya kalau di sekolah dibiasakan tidak buang sampah sembarangan maka kebiasaan ini juga harus berlanjut di rumah atau di lingkungan tempat tinggal mereka. Jika demikian maka anak tidak ditumbuhkan karakter cinta lingkungannya.
Hal-hal ini menjadi refleksi bermakna dan tanggung jawab moral sekolah, orang tua dan masyarakat tutur TP Education Coordinator Manggarai Barat ini.
Hingga pukul 15.00 Wita, Susana SDI Daleng diramaikan dengan aneka lomba seperti tarik tambang, lomba lari karung, lomba mengisi benda dalam botol, lomba menggambar untuk anak kelas 1 dan 2 SD. Pada akhir acara, guru dan anak-anak dari SDI Daleng, SDN Rongga, SDI Pela, SDI Ndeweng tampak gembira menikmati suasana kompetitif, kreatif dan menyenangkan dengan penyerahan hadiah-hadiah apresiatif kepada peserta yang juara. (Ag/sfn09).