TDF, Jensen: I’m realy happy with all the ceremony but i did not understand

by -57 Views
Suara Flores

MAUMERE, SUARAFLORES.NET—Pelaksanaan Tour de Flores (TDF) 2015 telah berakhir dengan sukses besar. Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka mendapat apesiasi yang tinggi dari semua pihak. Penuh harap, ke depan TDF dapat dipersiapkan lebih matang tidak amburadul. Kemasan budaya harus diterjemahkan dalam bahasa Inggris agar dimengerti oleh peserta asing.

“Acara penerimaan TDF luar biasa, sangat lancar dan  membahana. Saya menilai bahwa event tersebut sangat berhasil ,namun Pemda Sikka kurang tanggap atau bisa dikatakan salah membuat program dan run down acaranya sehingga bisa dikatakan tidak tepat guna dengan dana sebesar Rp1,2 milliar. Jika saja panitia lokal dapat membedakan antara event olahraga dan event kunjungan para pelaku wisata atau para peserta yang datang adalah wisatawan,” kata Jones Jensen, pemerhati pariwisata dan pembangunan Sikka, Selasa (23/5/16) melalui ponselnya.

Menurut Jansen, panitia lokal  terlalu menanggapi berlebihan dengan kedatangan para peserta balap sepeda. Seharusnya, panitia lokal mengemas acara yang lebih simple dan lebih jeli cara pandang soal event olahraga tersebut.  Terbukti dengan semangatnya panitia lokal berteriak bahwa peserta akan mengunjungi destinasi pariwisata yang ada di Sikka, namun nyatanya  tidak terlaksana. Perlu diketahui bahwa para peserta TDF datang untuk mengikuti lomba balap sepeda, bukan melancong.

Dari sisi penerimaan para tamu, lanjut Jensen, Pemda Sikka sangat baik dan sukses dalam menerima para tamu. Penerimaan para tamu sangat luar biasa karena salah satu warga asing  yang merupakan peserta TdF mengaku bahwa mereka diterima luar biasa dengan 150 penari. Namun demikian, orang asing tersebut kemudian mengaku tidak mengetahui apa maksud dari  pengalungan selendang tenun adat Sikka pada saat kedatangan di Bandara Frans Seda.

“Hey Jensen, i’m realy happy with all the ceremony but i did not understand what is the meaning, we are rereived with many thanks but we dont know nothing about this things,” kata Jansen mengulangi  ungkapan salah satu peserta TDF yang berkomukasi dengan dirinya, 18 Mei 2016 lalu. Fakta ini terjadi, kata Jansen, tidak boleh lagi terjadi di tahun depan jika TDF akan digelar kembali 2016 mendatang.   

Di sisi lain, Jensen juga menyoroti munculnya aksi para sopir yang mengangkut peserta TDF di Sikka salah jalan (tersesat).Hal ini bisa terjadi karena para sopir bukan asli orang Sikka, atau selama ini tidak bekerja di Sikka, sehingga tidak mengetahui jalur yang harus dilalui. Untuk itu, ke depan, koordinasi antara panitia lokal dan EO (event organiser) harus efektif.

Meski ada beberapa kekurangan, secara umum kata Jensen, pelaksanaan TDF di Sikka sangat berhasil,  baik sejak  acara penerimaan para peserta TDF hingga para peserta  meninggalkan Kabupaten Sikka.  “Sukses TDF. Semoga pelaksaan TDF 2016 lebih lancar dan lebih bagus lagi. Salam pariwisata,” tutup Jensen bangga karena Flores kian terkenal di dunia internasional. (bkr/sf).