JAKARTA, SUARAFLORES.NET,–Bakal calon gubernur NTT, Drs, Kristo Blasin mengajak seluruh kader PDIP, secara khusus antara sesama bakal calon segera mengakhiri perbedaan-perbedaan yang selama ini sangat tajam ditampilkan di ruang publik. Jika perbedaan-perbedaan itu terus ditampilkan maka akan merugikan PDIP sendiri. “Saya ajak semua bakal calon dan pendukung masing-masing mari kita akhiri perbedaan yang terjadi selama ini yang membuat kita seolah-olah saling bermusuhan satu sama lain, padahal kita ini satu partai,” tegas Kristo seusai Fit and Propres Test di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/10/17).
Diungkapkannya, sejak tahun 2016 lalu, ketika nama-nama bakal calon dari PDIP mulai diendus ke publik, telah terjadi kampanye-kampanye gelap yang saling memburukan satu sama lain di tengah masyarakat NTT. Berbgai isu buruk dilepas untuk saling menjatuhkan, padahal semuanya adalah kader-kader , anggota dan simpatisan PDIP.
Selain mengajak seluruh bakal calon mengakhiri perbedaan, ia juga meminta kepada seluruh tim sukses dan seluruh lapisan masyarakat pendukungnya di seluruh NTT tidak melakukan kampanye buruk kepada bakal calon lain dari PDIP dan juga dari partai-partai lainnya.“Saya juga ajak seluruh tim dan pendukung saya untuk terus bekerja keras dan tidak melakukan kampanya buruk terhadap sesama bakal calon dari PDIP juga tidak boleh menjelek-jelekan calon-calon dari partai lain,” pinta Kristo.
Saat ini, kata Kristo, tahapan sudah sampai di tingkat DPP PDIP melalui Fit and Proper Test. Dengan test ini, maka tinggal satu langkah lagi DPP akan memutuskan siapa yang terbaik untuk diusung dalam Pilkada Gubernur NTT. “PDIP sebagai partai besar yang berlabel demokrasi mengedepankan semangat kekeluargaan, persatuan dan kesatuan dalam sebuah perjuangan besar. Sebagai sebuah partai yang sudah matang dalam berdemokrasi kita harus sudah lebih dewasa dalam proses melahirkan seorang pemimpin. Mari kita semua siap menerima apapun keputusan DPP PDIP. Siapapun yang diputuskan Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri kita hormati dan kita harus siap terima dan dukung,” katanya.
Untuk diketahui, Selasa (19/10) lalu, DPP PDIP menggelar Fit and Proper Test bagi 15 bakal calon gubernur dan wakil gubenur NTT yang melamar di DPD PDIP dan DPP PDIP. Informasi yang diperoleh Suaraflores.Net dari sumber-sumber di internal partai ini, DPD PDIP NTT dalam rapat khusus yang dipimpin langsung Ketua DPD PDIP, Frans Lebu Raya, memutuskan tiga nama yang akan dikirim ke DPP PDIP, yaitu Kristo Blasin, Lusia Adinda Lebu Raya dan Andreas Hugo Parera. Namun dalam perkembangan DPD PDIP mengakomodir semua nama calon yang mendaftar untuk ramai-ramai mengikuti Fit and Proper Test. Lusia Adinda Lebu Raya dan Andreas Hugo Parera yang diusulkan tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Mengenai proses test yang sangat demokratis tersebut, Ketua DPP PDIP Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Andreas Parera, yang dikonfirmasi media ini menerangkan bahwa DPP PDIP melakukan fit and Proper Test bagi para bakal calon yang sudah mendaftar di DPD dan di DPP PDIP. Test ini merupakan rangkaian proses yang dilakukan partai untuk menentukan calon gubernur dan wakil gubernur NTT yang akan direkomendasikan.
Diterangkan Andre, melalui ponselnya, Rabu (18/17) pagi, kegiatan tersebut juga merupakan uji kelayakan dan kepatutan tidak berbeda dengan yang dilakukan partai terhadap bakal calon kepala daerah lain. Dalam proses ini, setiap calon mengikuti dua tahapan wawancara, tahapan pertama wawancara yang dilakukan oleh Himpunan Psyikologi Indonesia (HIMPSI). Tujuannya, untuk melihat kemampuan kepemimpinan , kemampuan menyelesaikan masalah, dan integritas dari setiap bakal calon. Sedangkan wawancara yang kedua dilakukan oleh DPP PDIP, untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman setiap bakal calon tentang ideologi Pancasila.
Disinggung media, terkait hasil test dan proses selanjutnya, Andre Parera, mengatakan, saat ini juga DPP PDIP sedang melakukan survey untuk mengetahui elektabilitas bacagub dan bacawagub NTT. Survey ini, kata dia, dibiayai oleh para bakal calon secara gotong-royong. Setelah hasil wawancara dan survey keluar, maka PDIP melakukan rapat untuk menentukan siapa yang menjadi calon gubernur dan wakil gubernur NTT. Setelah ditetapkan maka partai akan mengeluarkan rekomendasi. (sft/bkr)