KUPANG, SUARAFLORES.NET,–Pilkada gubernur dan wakil gubernur NTT 2018 menampilkan satu pasangan suami istri yang serasi dan saling mendukung. Mereka adalah Viktor Laiskodat dan Julie Sutrisno Laiskodat (Juliana). Bagaikan mobil dan bensin, keduanya ingin membuktikan bahwa suami dan istri harus satu nafas dan satu rasa dalam setiap langkah perjuangan.
Jika dalam Pilgub NTT 2013 lalu, ada dua sejoli serasi Frans Lebu Raya dan Lusia Adinda Lebu Raya yang memanaskan ring politik, maka kali ini Viktor-Juliana menjadi dua sejoli harmonis yang bangkitkan semangat rakyat di pentas politik. Keduanya kompak satu komando berjalan dengan jurus masing-masing keliling NTT menggaet dukungan rakyat. Fakta ini harus diakui dan dipuji karena tidak semua orang Jakarta mau ‘turun gunung’ merasakan geteran laut dan getirnya padang sabana kemiskinan di NTT.
Viktor bergerak cepat dengan jet tempurnya mendarat mulus di setiap kabupaten, sementara Juliana bergerak lincah, santai nan santun merangkul kaum ibu penenun bergandengan tangan memajukan budaya warisan leluhur. Satu tekad, warisan budaya leluhur harus menjadi mesin ekonomi melalui pembangunan pariwisata NTT ke depan. Sudah pasti, mulai dari Labuan Bajo Pulau Flores, Alor, Sabut, Rote, Timor hingga Sumba. Cita-cita besarnya, semua kaum perempuan penenun harus maju dalam peningkatan ekonominya.
Baca juga: Festival Jazz 2017 dan Pesan Lingkungan di Hari Sumpa Pemuda
Sejak Viktor mengumumkan maju dan terjun ke seluruh penjuru NTT, tak banyak orang mengenal sosok perempuan ramping dan berkulit putih bernama Juliana. Pembawaannya nyaris sama dengan suaminya Viktor. Ia tegas dan lantang dalam bicara, bergerak cepat dan lincah serta lugas dalam berkomunikasi.
Baca juga: Yayasan Bapa Bangsa, Warta Jazz dan Promosi Pariwisata Flores
Selama ini, ketika Viktor menjadi orang penting di Partai Nasdem dan Senayan Jakarta, nama Juliana pun tak banyak menghiasi media masa, dan terdengar populer di tengah warga NTT. Ia lebih banyak bergerak dalam berbagai kegiatan bisnis mempromosikan tenun ikat NTT di Indonesia maupun di luar negeri melalui lembaganya. Tampilnya Juliana yang mendukung suami, menjadi bidikan mata publik NTT. Dalam berbagai jejaring sosial, ada orang yang mengeritik dan bahkan mencemoohkan dengan sindirian pedas. “ Itu kan karena suaminya mau jadi gubernur jadi dia pura-pura dekat dengan orang kecil,” kata warga dunia maya.
Meski ada yang mengeritik, namun ada begitu banyak orang yang bangga karena ada seorang istri calon gubernur yang mau mendampingi suami dalam perjuangan meraih cita-cita kesejahteran rakyat. Bukan hanya duduk manis di rumah menunggu keberhasilan dan sungkan (malu-malu) tampil ke tengah rakyat, tapi terjun langsung ke akar rumput mendengarkan jeritan anak-anak dan kaum perempuan.
”Ibu Juliana seorang perempuan hebat yang peduli dengan perjuangan suami yang mau maju mencalonkan diri untuk misi tulus membangun NTT lebih baik,” kata beberapa warga net lainnya.
Baca juga: Pembentukan Propinsi Flores Solusi Atasi Ketertinggalan
Ketika Viktor berkampanye di berbagai kabupaten dengan rombongannya, Juliana memilih tidak bersama-sama dengan Viktor, ia dan beberapa perempuan Partai NasDem bergerak dengan cara dan gayanya sendiri. Misi khususnya, adalah membangun komunikasi dengan warga ibu-ibu dan kaum perempuan lainnya untuk memberikan dukungan kepada Vikory-Joss, dan misi besarnya adalah memajukan tenun ikat NTT di mata dunia. Perempuan yang cerdas, cekatan dan bicara blak-blakan ini, rupanya tidak main gila atau pura pura mencari muka, ia sudah lama berkelebat di jagat NTT mempromosikan kain tenun ikat NTT sejak lama. Dan semuanya tidak ia gembar-gembor ke publik.
Dalam catatan media, hingga saat ini, Juliana telah mengunjungi belasan kabupaten di NTT. Gerakan politiknya semata karena terpanggil membangun NTT bersama suaminya. Dinobatkan menjadi Bunda NasDem, membuat Juliana tidak bisa tidur tenang siang dan malam, karena sebuah tugas besar telah diletakan di pundaknya. Mengapa Juliana bersikap tegas mendukung Viktor? Tentu ada ceritanya. Sebagaiamana dipaparkan di berbagai tempat, bahwa mulanya ia mendengar isu di NTT bahwa suaminya mau maju menjadi calon gubernur NTT. Mendengar isu itu, sebagai tulang rusuk Viktor, dia bersama anak-anaknya bertanya-tanya benar atau tidak Viktor mau jadi calon gubernur. Pertanyaan yang dilayangkan, dijawab Viktor dengan tegas bahwa ia sangat serius untuk maju karena prihatin melihat ketertinggalan.
Baca juga: DPP Hanura: ROMA Solusi bagi Rakyat untuk Sikka Maju
Lebih lanjut, dalam sebuah diskusi di Kantor Partai NasDem NTT, Juliana menegaskan bahwa niatan Viktor maju menjadi calon gubenur bukan untuk mengumpulkan atau menambah harta kekayaan. Tetapi, semata-mata mau berbakti untuk tanah kelahiran yang masih jauh tertinggal dengan provinsi lainnya. Dikatakannya, Viktor melihat dan merasa, pembangunan NTT selama ini memang sudah berjalan, namun belum seutuhnya berhasil. Di sana-sini masih keterbatasan infrastruktur, anggaran APBD yang terbatas, sekolah-sekolah rusak masih banyak, masih banyak guru-guru di desa terpencil yang susah, masih banyak siswa-siswi miskin yang putus sekolah, masih banyak warga di berbagai kabupaten kekurangan bidan, perawat dan dokter, masih banyak rumah sakit yang belum memiliki fasilitas modern, dan masih ada begitu banyak warga miskin yang susah makan dan minum.
Mengakui suaminya, Juliana mengatakan, Viktor punya segudang pengalaman, modal, dan punya jaringan besar di tingkat pusat dan internasional yang ia akan gunakan untuk mengatasi berbagai persoalan kebutuhan mendasar warga. Dengan didampingi seorang politisi senior Partai Golkar, Josef A. Nae Soi, yang juga berpengalaman luas, ia yakin NTT lima tahun ke depan akan lebih baik dari hari ini. Asalkan, pintanya, seluruh rakyat NTT satu hati dan satu suara, sepakat mendukung Viktor-Josef (Viktory-Joss) menjadi pemimpin NTT akan datang. (korneliusmoanita/sft)