SUARAFLORES.NET,–Viktor Bung Tilu Laiskodat adalah satu tokoh pemberani asal NTT di panggung politik nasional. Langkah anak Pulau Semau ini sudah diketahui seluruh rakyat Indonesia. Sebagai politisi berkiblat nasionalis, ia telah terbukti berani tampil beda melawan arus besar anti Pancasila dan UUD 45 yang terus merong-rong bangsa Indonesia. Meski nyawa jadi taruhan, ia tak gentar sedikit pun membela kaum minoritas tertindas.
Jam terbangnya di ibu kota negara sebagai politisi, sudah terukir indah dalam lembaran dokumen negara. Dedikasi dan amal bakti serta jiwa patriot sejati yang setia pada Pancasila, tercatat dalam album demokrasi Indonesia. Bergerak dari titik nadir, ia merintis perjalanannya. Ia tampil menjadi Lawyer, memasuki dunia bisnis dan terjun berpolitikdi Partai Golkar langkah tertatih yang ia lalui. Kemudian, kariernya mulai merangkak naik kian populer ketika mendirikan Partai NasDem bersama Surya Paloh. Ia kemudian menyabet Ketua Fraksi NasDem di DPR-RI.
Bagi warga yang melek media dan informasi, tidak susah melacak jejak rekam perjalanan dan karier suami Julie Laiskodat ini. Berbagai dokumen media masih tercatat lengkap, baik media cetak dan media sosial. Sikap kerasnya terhadap ketidakadilan yang terjadi di negeri ini terhadap rakyat miskin dan kaum minoritas, kerap membuatnya berang kala berbicara di media maupun di DPR-RI. Ia berani tampil beda melawan arus besar intoleran dan radikalisme. Buah dari sikapnya, ia sering diserang, dikritik, dimarahi lawan-lawan politiknya dan bahkan didemo besar-besaran.
Baca juga: Viktory-Joss: Empat (4) pilar kebangsaan harga mati
Tak banyak politisi fenomenal yang miliki file lengkap dengan berbagai latar kehidupan seperti dilakoni Laiskodat. Ia kerap dinilai kasar, keras dan tak pandang bulu dalam berbicara hal yang benar. Ia juga kerap dicemoohkan karena lahir dari kehidupan keras ibu kota negara. Semua itu lumrah. Namun, Laiskodat masa lalu, sudah jauh berbeda dengan Laiskodat saat ini. Otaknya yang terbentuk dari Pulau Semau, cadasnya Kota Karang dan Jakarta yang garang telah menempah dirinya terus berubah dalam cara berpikir dan bertindak.
Tentu warga NTT belum lupa bagaimana ia menentang keras serangan terhadap calon gubernur Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Selain itu, ia juga menjadi salah satu politisi pembela Presiden Joko Widodo melalui Partai NasDem. Dengan jaringan kuatnya yang pantang menyerah dan tidak takut mati, ia terus menampik serangan terhadap Jokowi yang ia nilai sebagai tokoh nasionalis terhebat berkelas dunia ini.
Apa yang membuat pria yang gesit dan lincah ini berubah jauh dari masa lalu? Dalam sebuah pertemuan dengan para tokoh NTT (politisi, akademisi, tokoh agama, pemuda dan mahasiswa) di Kantor Partai NasDem beberapa waktu lalu, di kala HUT Partai Nasdem, ia tampil memberikan pidato. Di sela-sela pidatonya ia mengisahkan tentang bagaimana ia belajar untuk menambah wawasannya dalam berpolitik. Ia menambah pengetahuan dan wawasan berpikirnya dari buku-buku yang ia baca, baik tentang politik, hukum dan ekonomi.
Baca juga: Melchias Mekeng: Ajak Rakyat NTT Dukung Viktory-Joss
Selain membaca, lanjut Laiskodat, ia juga suka berdiskusi dengan berbagai tokoh, akademisi, pakar-pakar politik, hukum dan ekonomi. Selain itu, ia juga rajin berdikusi dengan rekan-rekan politisinya, baik kawan maupun lawan.“ Saya banyak membaca dan suka berdiskusi dengan berbagai orang tentang berbagai bidang ilmu dan berbagai persoalan, karena saya sadar saya banyak kekurangan. Dari situ saya banyak dapat informasi yang sangat menambah wawasan dan cara berpikir,” kata Laiskodat.
Laiskodat, memang kerap dinilai sebagai politisi berkarakter keras dan tegas. Terhadap penilain itu, ia mengaku benar adanya. Dia mengatakan, sebagai anak manusia yang lahir dari kehidupan masa lalu yang keras merasakan getirnya kehidupan, tentu tidak luput dari kesalahan. Hidup ini ada hitam dan ada putih, tapi tidak semuanya hitam dan tidak semuanya putih. Ada hal positif dari karakter kerasnya, yaitu ia menggunakan karakter dan sikap kerasnya di DPR-RI Senayan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat NTT.
“NTT ini kecil dan orang sama sekali tidak perhitungkan kita. Kalau kita lemah lembut, loyo-loyo orang tidak anggap kita di DPR-RI. Untuk memenangkan kepentingan besar kita harus berani, vokal dan tegas. Kalau harus gebrak meja ya gebrak saja. Masa untuk membela dan memperjuangkan anggaran untuk kepentingan rakyat NTT kok takut?” ungkap Laiskodat belum lama ini.
Baca juga: Rakyat NTT Rugi Besar Jika Tak Dukung Viktory-Joss
Menurut Laiskodat, ada begitu banyak anggaran yang masuk ke NTT dari hasil perjuangan dirinya bersama rekan-rekan politisi lainnya. Namun, dia merasa aneh, kenapa NTT belum bisa bebas dari kemiskinan. Setelah ia telusuri, ternyata korupsi masih begitu tinggi terjadi di NTT. Hal tersebut membuat hatinya sedih dan prihatin karena masih banyak oknum pejabat yang suka meraup keuntungan di sebuah daerah miskin dan tertinggal. Fakta tersebut terjadi karena pemimpin mementingkan diri sendiri dari pada kepentingan rakyat miskin.
Dalam berbagai pidato di musim Pilgub NTT 2018, ia mengaku merasa prihatin dan malu NTT terus menerus dijuluki provinsi miskin dan terkorup, dan ia memutuskan untuk maju menjadi calon gubernur bersama Josef Nae Soi. Langkah politiknya dengan slogan besar “Kita Bangkit Kita Sejahtera,”mendapat dukungan besar. Bukan hanya Partai NasDem, Golkar, Hanura dan PPP, para tokoh politik dan tokoh agama NTT memberikan dukungan. Mereka merasa yakin sosok Viktor yang berpasangan dengan Josep Nae Soi (Viktory – Joss) mampu membawa perubahan baru, mampu mencegah masuknya faham radikalisme dan kelompok intoleran ke NTT.
Dalam rekaman media ini, salah satu pastor di Haitimuk, Betun, Romo Pius Nahak menaruh harapan besar kepada Victory-Joss untuk bertindak tegas terhadap tindakan radikalisme yang sedang mengancam NKRI termasuk NTT. “Semoga kebhinekaan kita terjaga dan tidak dirusak oleh aksi-aksi radikal. Ini harapan kami, karena NTT sedang dalam ancaman,” kata Romo Pius.
Baca juga: NTT adalah Etalase Kebhinekaan, Hentikan Isu SARA dalam Pemilu
Hal senada juga disampaikan Pdt. Yumita Nahak dari GBI, bahwa ia dan jemaatnya merindukan sosok pemimpin yang berani dan tegas seperti Viktor. Ia yakin Viktor bersama Nae Soi mampu membawa NTT lebih baik karena jujur, rendah hati dan bersikap tegas. “Kami sebagai hamba Tuhan rindu punya figur tegas dan berani seperti Viktor-Jos. Sebagai hamba Tuhan, kami yakin di tangan Viktor-Joss pasti melayani rakyat dengan hati agar rakyat bisa maju,”kata Yumita.
Saat ini, Viktor dan Joss telah lolos menjadi peserta pilkada NTT dengan nomor urut empat (4). Angka empat merupakan hadiah tak terduga dari spiritualitas perjuangan gigihnya selama ini dalam mempertahankan 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. (korneliusmoanita/sft)