JAKARTA, SUARAFLORES.NET,–Menjelang pilkada gubernur dan wakil gubernur NTT, Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat-Josep Nae Soy (Viktory-Joss) diisukan akan menggusur para birokrat di jajaran Pemprov NTT sesuka hati. Hal ini mendapat reaksi dari tim pemenang maupun partai pengusung Viktory-Joss. Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP Partai NasDem, Johnny G. Plate, menegaskan bahwa Viktory-Joss tidak akan mungkin melakukan mutasi atau copot pejabat sesuka hati karena aturan mainnya sudah ada.
“Saya ingatkan bahwa Viktory-Joss sama sekali tidak menakut-nakuti birokrasi, itu politisasi. Yang dimaksudkan oleh Viktory-Joss, khususnya birokrasi harus menjadi agent of change dari gerakan pembangunan karena mereka punya kemampuan lebih. Tapi tentu ada syarat, harus berubah dari birokrasi yang cara lama ke cara yang baru nanti,” kata Johnny saat ditemui SUARAFLORES.NET seusai menghadiri acara Halal Bihalal-Idul Fitri 2018 di halaman Kantor DPP NasDem, belum lama ini.
Menurut Ketua Fraksi NasDem DPR-RI ini, untuk bergerak dari cara lama ke cara yang baru tentu ada resistensi. Karena orang akan bertanya bagaimana sih yang baru itu? Jangan-jangan kedudukan saya diganti. Hal itu, kata dia, biasa terjadi karena ini politik pilkada. Tidak benar posisi jabatan diganti sesuka hati. Yang jelas peran birokrasi akan lebih ditingkatkan dari sekedar menjadi pelayan biasa. Karena, Viktory-Joss mau birokrasi harus menjadi motor gerakan pembangunan NTT yang benar-benar massif , bukan hanya jadi pelayan biasa saja.
“Nah, dalam kaitan dengan itu ya kita by obyektif memberikan reward and punishment. Ini bukan suka tidak suka, bukan karena teman saya, saudara saya atau tim sukses saya. Tapi kita melihat kebutuhan jobnya atau kebutuhan pekerjaannya. Itu yang kita akan terapkan. Viktor tidak ada yang dia cari di NTT untuk dirinya. Apa yang dia cari di NTT?. Yang dia cari adalah cara bagaimana NTT maju. Itu yang dia cari, dan karena itu mereka kembali. Untuk itu, kami juga mencari cara-cara untuk membawa kemajuan akselerasi pembangunan NTT, bukan Viktor-Joss mau mencari kekayaan. Motivasi itu yang merangsang Viktory-Joss. Jadi, marilah kita cari cara terbaik untuk NTT maju,” tegasnya.
Baca juga: Marsel Petu dan Elias Djo, Bakal Kembali “Pertahankan Sabuk Juara”
Menurut Johnny, untuk mewujudkan birokrasi menjadi agen of change atau menjadi motor penggerak pembangunan pasti akan ada tantangannya. Pertama, birokrasi bisa ikut atau tidak dalam irama perubahan bersama Viktory-Joss. Kedua, masyarakat percaya atau tidak untuk ikut serta? Kalau birokrasinya bisa dikendalikan supaya ikut serta bersama-sama pasti masyarakatnya ikut, dan di situlah awal perubahan. Dikatakannya, yang pertama-tama akan dilakukan Viktory-Joss adalah manajemen birokrasinya diperbaiki, manajemen birokrasinya berorientasi proses dan hasil, manajemen birokrasi yang bersih dari KKN dengan tingkat kepercayaan rakyat yang lebih baik.
“Caranya ada, tapi tidak bisa disampaikan saat ini. Birokrasi tidak boleh terjebak hanya karena gaji, jadi bekerja hanya karena ada gaji. Nah, kita akan siapkan birokrasi dengan profil yang bagus nanti di NTT. Kinerja birokrasi tidak hanya sekedar membuat laporan, tapi harus menjadi stimulus-stimulus di daerah. Mereka bukan sekedar pelayan administratif yang biasa, mereka harus bisa menjadi stimulus karena mereka adalah orang-orang cerdas yang ada di daerah. Mereka punya potensi yang lebih, karena rata-rata mereka mempunyai pendidikan yang tinggi, tapi belum diberdayakan maksimal. Mereka kalau diberdayakan pasti senang. Karena dia punya kemampuan lebih yang selama ini tidak dieksplorasi. Dan itu banyak membuat mereka stress karena tidak diberikan kesempatan untuk berinovasi,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, kalau dengan Viktory-Joss clean goverment, tetapi para birokrat menjadi stimulus, karena para birokrat mempunyai kapasitas lebih yang nanti akan dimobilisasi secara masif. Dengan demikian, apa yang diisukan berbagai pihak bahwa Viktory-Joss akan menggusur para birokrat samasekali tidak benar. Isu yang ditebarkan itu hanya mau mempersempit kehebatan birokrasi.
“Isu bahwa nanti birokrat akan digusur dan diganti semua itu tidak mungkin. Tidak mungkin diganti semualah. Birokrasi di NTT ya tetap ada di NTT. Yang diganti adalah cara mereka bekerja. Kalau mereka tidak bisa ikut cara bekerja berarti mereka tidak tepat berada di posisi atau di jabatan itu. Bisa saja di rotasi ke tempat lain dan tempat itu diisi oleh yang lain. Revolusinya adalah cara dia bekerja. Tidak mungkin birokrasi dicopot dan digusur sesuka hati, kan nada aturannya. Isu yang dikembangkan itu, mau mempersempit kehebatan birokrasi,”katanya.
Ditambahkannya, yang menjadi masalah di NTT adalah perebutan jabatan birokrasi. Viktory-Joss hadir bukan untuk memperebutkan jabatan kebirokrasian, tetapi menjadikan birokrasi leluasa bekerja, berinovasi dan menjadi stimulus pembangunan dengan kemampuan yang mereka miliki. Karena mereka mempunyai kapasitas.
Namun demikian, tidak berarti mereka miskin dan sulit hidupnya. Harus disiapkan mekanisme dan cara untuk diberikan reward dan punishment. Hal itulah yang kan diterapkan oleh Viktory-Joss jika rakyat memenangkan keduanya menjadi gubernur dan wakil gubernur NTT akan datang. (bungkornell/sfn).