JOGYAKARTA, SUARAFLORES.NET,–Warga NTT termasuk masyarakat yang masih kuat dengan tradisi mamah sirih pinang. Sirih pinang sudah menjadi bagian kental dari tradisi budaya dan adat istiadat orang NTT sejak dahulu kala. Anehnya, buah pinang saat ini kian langka di NTT. Warga NTT saat ini malah memasok berton-ton buah pinang dari Provinsi Sumatera Barat.
Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef Alexander Nae Soi, MM, saat berbicara dalam ‘Forum Investasi Masyarakat Ekonomi NTT’ di Grand Dafam Rohin Yogyakara, Sabtu (29/6/2019) mengaku merasa perihatin karena buah pinang saja harus didangkan dari Sumatera Barat. Padahal, kata Penasehat Menteri Hukum dan Ham RI ini, warga NTT memiliki lahan dan pekarangan yang bisa ditanam pohon pinang.
“Begitu banyak warga kita makan sirih pinang, seperti di TTS, Belu, Malaka, Sabu dan Rote, Alor, dan lain. Anehnya, pinangnya kita datangkan dari luar, 1 bulan kita keluarkan lebih dari 1 miliar untuk beli pinang dari Sumatera Barat. Secara inklusif kita harus tanam pinang. Jika tidak tanam pinang, pasti yang salah adalah gubernur dan wakilnya, karena ikan busuk mulai dari kepalanya,”kata Wagub.
Melihat krisis buah pinang ini, Wagub mengajak seluruh warga NTT harus menanam anakan pinang di masing-masing pekarangan. lahan atau kebun warga.
“Masa buah pinang saja kita harus pasok dari Sumatera Barat. Padahal, kita punya lahan dan kebun. Apalagi pinang ini kan bagian dari adat istiadat kita. Mari kita tanam pinang untuk lestarikan adat dan budaya kita,” ajak Wagub Nae Soi. (Bkr/sfn)